PENGARUH
PEMBERIAN AIR KELAPA TERHADAP MEDIA HIDROPONIK PADA
TANAMAN TOMAT
Ahmad
solihin (10640044)
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dewasa
ini lahan-lahan untuk bercocok tanam di Indonesia semakin berkurang dan semakin
sempit. Sebagian besar orang berlomba-lomba untuk menjadikan lahan yang asalnya
sawah-sawah atau kebun-kebun menjadi beberapa bangunan-bangunan. Ini
mengakibatkan semakin sulit untuk mencari lahan sebagai tempat menanam tanaman.
Oleh karena itu, Hidroponik adalah
media yang tepat untuk menjadi salah satu solusi sebagai tempat penanaman,
karena dengan media ini tidak memerlukan tanah lagi sebagai media tanamnya. Hanya
saja dibutuhkan bahan dasar air dengan ditambah berbagai nutrisi yang diperlukan
tanaman untuk pertumbuhan.
Tanaman
yang digunakan sebagai bahan uji coba dalam penelitian ini adalah tanaman tomat,
karena tanaman ini selain memiliki bagian bagian yang lengkap seperti batang,
daun, bunga, dan buah, juga umurnya relatif tidak lama, sehingga penelitian
berlangsung tidak terlalu lama. Selain itu buah tomat memiliki nilai ekonomi
yang tinggi dan masih memerlukan penanganan serius, terutama dalam hal
peningkatan hasilnya dan kualitas buahnya. Dengan demikian, dengan menggunakan
media hidroponik ini maka peluang untuk meningkatkan produksi buah tomat yang
berkualitas baik semakin terbuka, tanpa khawatir akan sempitnya lahan untuk
menanam.
Teknik
hidroponik ini mulai dikenal sejak abad ke 19, dan hingga kini makin diminati
oleh masyarakat-masyarakat tertentu. Kebanyakan para peminat media hidroponik
ini adalah dari kalangan masyarakat menengah ke atas, ini dikarenakan bahwa
media hidroponik memerlukan biaya yang relatif mahal untuk mengaplikasikanya,
misal dalam kebutuhan nutrisinya harus memerlukan biaya mahal, selain itu juga
membutuhkan keahlian tertentu (surachman & suyitno. 1996).
Kebutuhan
akan nutrisi atau unsur hara murni yang tinggi sebagai media hidroponik, maka
memerlukan biaya yang tinggi pula. Untuk menangani hal tersebut dapat diatasi dengan mengganti unsur hara murni
dengan suatu bahan organik tertentu yang harganya relatif murah. Seperti
penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya
adalah Monique, Y. V (2007) dan Sari, P.Y, dkk (2011) mereka menggunakan air
kelapa sebagai bahan untuk nutrisi pertumbuhan akar pada tanaman, dan hasilnya
adalah positif, bahwa air kelapa berpengaruh terhadap pertumbuhan akar.
Bahan
organik yang digunakan dalam penelitian
ini adalah air kelapa, dari berbagai literatur mengatakan bahwa air kelapa ini
banyak mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan. Air
kelapa yang dalam kehidupan sehari-hari air kelapa ini jarang untuk
dimanfaatkan, terutama pada buah kelapa yang sudah tua, biasanya di pasar-pasar
setelah daging buahnya diambil untuk kepentingan memasak, air kelapanya dibuang
begitu saja. Dari sinilah penelitian ini dilaksanakan, untuk memanfaatkan air
kelapa yang kurang dimanfaatkan tersebut menjadi sumber nutrisi bagi tanaman
tomat.
1.2.Rumusan Masalah
a.
Bagaimanakah pengaruh penambahan variasi
air kelapa pada media hidroponik terhadap pertumbuhan tanaman tomat?
b.
Pada variasi konsentrasi air kelapa
berapakah tanaman tomat dapat tumbuh secara optimal?
1.3. Tujuan
a.
Untuk mengetahui pengaruh penambahan
variasi konsentrasi air kelapa terhadap pertumbuhan tanaman tomat.
b.
Untuk mengetahui pada variasi konsentrasi
air kelapa berapa tanaman bisa tumbuh dengan optimal.
1.4. Manfaat
Manfaat
dari penelitian ini yang ingin di capai adalah untuk memberikan informasi
ilmiah tentang pemanfaatkan air kelapa sebagai penyedia unsur-unsur yang
dibutuhkan tanaman pada media hidroponik yang tidak kalah saingnya dengan pupuk
dari bahan-bahan kimia.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Hidroponik
Hidroponik
berasal dari kata Yunani yaitu hydro
yang berarti air
dan ponos yang artinya daya. Dalam
bahasa yang lebih populer, Hidroponik berarti melakukan budidaya tanaman tanpa
menggunakan media tanah. Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman yang
mamanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam (Subiyanto. 2008).
Pada
dasarnya yang dibutuhkan tanaman untuk hidup dan melakukan berbagai proses
metabolisme adalah bukan tanah semata, melainkan yang dibutuhkan adalah
unsur-unsur hara, sehingga tanaman bisa berkembang dan tumbuh dengan baik.
Unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman yang esensial (yang harus dibutuhkan
tumbuhan) antara lain dapat dibagi menjadi dua, yaitu unsur makro dan unsur
mikro. Yang termasuk dalam unsur makro adalah unsur C, H, N, O, P, K, Ca, Mg,
S, sedang yang termasuk unsur mikro antara lain Cl, B, Fe, Mn, Zn, Mo, dan Cu
(Gardner, F. P. et al. 2008). Dari hal tersebut maka tidak perlu media tanah
sebagai penyedia unsur hara pada tanaman, melainkan dengan media hidroponiklah
yang akan bisa lebih efisien untuk menyediakan berbagai unsur-unsur esensial
bagi tanaman, dengan cara memberikan nutrisi atau unsur-unsur hara dalam bentuk
cair yang dilarutkan dalam air. Dengan demikian media hidoponik lebih baik bagi
tanaman dalam hal penyerapan nutrisi, karena tanaman tidak perlu kesulitan lagi
dalam memperpanjang akarnya menembus tanah-tanah untuk mencari nutrisi sebagai
keperluan pertumbuhanya. Dari hasil penelitian-penelitian yang pernah dilakukan
juga menunjukkan bahwa kualitas tanaman dari media hidroponik lebih baik
dibandingkan dari tanaman dengan media tanah.
Ada
berbagai macam bentuk media yang bisa digunakan untuk keperluan hidroponik, diantaranya
adalah batu krikil, zeolit, pecahan genting, pasir, spons, batu bata, dan
sebagainya. Selain media tersebut juga banyak lagi media dari bahan organik
yang dapat digunakan, misalnya sabut kelapa, potongan kayu, arang, sekam padi,
remukan batang pakis, dan moss. Dalam hidroponik media yang digunakan dapat
berupa satu jenis media dan bisa juga lebih dari satu media, misalkan campuran
antara sekam padi dengan batang pakis atau yang lainya. Media yang digunakan
juga mempengaruhi hasil dari pertumbuhan tanaman yang ditumbuhkan, misalnya
menurunkan pH atau bisa juga menaikkan pH di media tanam, karena pada umumnya,
tanaman akan bisa tumbuh dengan baik pada pH sekitar 6-6,5 (surachman &
suyitno. 1996).
Diusahakan
jika menggunakan media tanam hidroponik agar memilih atau menggunakan tempat
yang terhindar dari curahan air hujan, misalnya dinaungi dengan plastik UV,
kaca atau yang lainya seperti rumah kaca atau Green Hous, sebab jika media terkena air hujan media akan rusak
komposisi nutrisinya, dan kemungkinan penanaman tidak akan berhasil dengan
maksimal.
Untuk
mengetahui pertumbuhan tanaman dari media hidroponik ini berhasil dengan baik
atau tidak, dapat diidentifikasi melalui pertambahan berat, volume atau tinggi
tanaman. Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor internal
juga eksternal, yang dimaksud faktor internal antara lain sifat genetis, dan
status nutrisi. Sedangkan untuk faktor eksternalnya adalah meliputi berbagai
kondisi ekologinya seperti pH, intensitas cahaya, kelembaban, dll (surachman
& suyitno. 1996).
A.
Macam Model Hidroponik
Hidroponik
dapat dilakukan dengan berbagai teknik atau model dalam penerapanya,
diantaranya adalah dengan sistem tetes (drips
irigation), NFT (Nutrient Film
Technique) dan aeropoik, dari
ketiga sintem atau model ini mempunyai ciri masing-masing dan rancangan alatnya
pun berbeda-beda.
1.
Sistem tetes (drips irigation)
Model ini dilakukan
dengan menggunakan tetesan nutrisi untuk menyalurkan nutrisi pada tanaman, dan
pada model ini dibutuhkan media atau substrat untuk media tanamnya, misalnya
sekam, arang, atau remukan batang pakis. Dengan demikian model seperti ini
cocok untuk tanaman yang bebanya cukup berat, misalnya tomat, semangka, melon,
dan sebagainya. Dan dibutuhkan pam juga pipa untuk menyedot dan
meneteskan/mendistribusikan air nutrisi ke semua tanaman dalam media drips ini
agar merata (Subiyanto.2012).
2.
NFT (Nutrient
Film Technique)
Sistem NFT ini berbeda
dengan sistem drips, sistem NFT
mendistribusikan nutrisi ke tanaman dengan cara mengaliri bagian akar yang
digantung dengan larutan nutrisi, jadi tanaman di gantung di rak bisa terbuat
dari pipa besar yang dilubangi untuk tempat tanaman atau dengan alat yang
lainya, pemasangan rak diusahakan agak miring agar air bisa mengalir. Kemudian tanaman
bisa digantung dengan menggunakan sterofom juga bisa dengan bahan yang lain
seperti busa, kapas dll. Dalam model ini juga diperlukan pam untuk mengalirkan
larutan nutrisi yang ada ke rak yang sudah ada tersebut. Dengan teknik yang
seperti ini, maka tanaman yang mungkin bisa di tanam dalam media ini adala
tanaman yang beratnya kecil atau ringan, misalnya tanaman sayur-sayuran daun
sawi, sledri dll (Subiyanto.2012).
3. Aeroponik
Sistem ini bisa
dilakukan dengan menyediakan wadah atau bak kemudian di isi dengan air nutrisi jangan
terlalu penuh dan selanjutnya ditutup dengan lempeng sterofom yang dilibangi
(untuk tempat tanaman) dan agar bisa kokoh bisa di ganjal busa atau kapas. Kemudian
tanaman yang akan di tanam dimasuk kandengan akarnya sebagian ujung tenggelam
dalam air dan sebagian atas tidak tenggelam dalam air, ini dilakukan untuk
menjaga agar akar tetap mendapatkan oksigen. Dengan komposisi bahan yang
seperti ini maka cocok untuk tanaman yang tidak mempunyai berat yang besar.
2.2.Tanaman Tomat
Tanaman
tomat banyak ditemukan di daerah tropis seperti di Indonesia, tanaman ini
memiliki umur yang relatif agak pendek, sehingga cocok untuk dijadikan bahan
penelitian. Sealin itu, tanaman tomat juga menjadi bagian dari salah satu
tanaman penghasil buah yang dibutuhkan masyarakat untuk kepentingan memasak
sebagai penyedap makanan. Menurut (Wijayani, A, & Widodo, W. 2005) varietes
buah tomat relatif banyak, diantaranya yaitu Ratna, Berlian, Mutiara, Bonanza,
Intan dan Kaliurang 206. Tomat kaya akan Fe, kandungan gula, dan
kandungan vitamin A, B dan C tinggi (Suprijadi, dkk. 2009).
Kemampuan
tomat untuk dapat menghasilkan buah sangat tergantung pada interaksi antara
pertumbuhan tanaman dan kondisi lingkungannya. Faktor lain yang menyebabkan
produksi tomat rendah adalah penggunaan pupuk (unsur hara) yang belum optimal
serta pola tanam yang belum tepat. Upaya untuk menanggulangi kendala tersebut
adalah dengan perbaikan teknik budidaya. Salah satu teknik budidaya tanaman
yang diharapkan dapat meningkatkan hasil dan kualitas tomat adalah hidroponik,
karena dengan media ini pembudidaya bisa mengatur nutrisi yang dibutuhkan oleh
tanaman tersebut (Wijayani, A, & Widodo, W. 2005).
2.3.Air Kelapa
Air
kelapa selain sebagai bahan dasar untuk makanan dan minuman juga memungkinkan
bisa untuk menjadi nutrisi bagi tanaman, karena dalam air kelapa terdapat
beberapa kandungan unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman. Kandungan unsur hara
dalam air kelapa bukan hanya unsur makro akan tetapi juga unsur mikro, misalnya
unsur karbon yang terdapat dalam air kelapa berupa senyawa karbohidrat
sederhana seperti glukosa, sukrosa, fruktosa. Sedang unsur Nitrogen terdapat
pada senyawa asam-asam amino seperti alin, arginin, alanin, sistin, dan serin.(Anonim.
2012)
Berikut kandungan unsur-unsur kimia
yang terdapat dalam air kelapa
Tabel 1.
Komposisi
|
Konsentrasi
|
Folate acid
|
0,003
mg/l
|
Nicotinate acid
|
0,64
mg/l
|
Panthotenate Acid
|
0,52
mg/l
|
Biotin
|
0,02
mg/l
|
Pyridoxine
|
Very little
|
Hyboflavine
|
0,01
mg/l
|
Tyamin
|
Very little
|
Giberelat Acid
|
Very little
|
Auxins
|
Very little
|
1.3-difenilurea
|
5,8000
mg/l
|
M-inositol
|
0,01
mg/l
|
Silo-inositol
|
0,05
mg/l
|
Sorbitol
|
15
mg/l
|
C1
|
183
mg/100 gram
|
Cu
|
0,040
mg/100 gram
|
Fe
|
0,1
mg/100 gram
|
K
|
312
mg/100 gram
|
Mg
|
30
mg/100 gram
|
Na
|
105
mg/100 gram
|
P
|
37
mg/100 gram
|
S
|
15
mg/100 gram
|
(Tulecke et al, dalam
Anonim. 2012).
Di dalam Air kelapa terdapat
kandungan vitamin, asam amino, asam nukleat fosfor, zat tumbuh auksin dan asam
giberelat. Yang berfungsi sebagai penstimulir proses proliferasi jaringan, memperlancar
metabolisme dan proses respirasi, oleh karena itu air kelapa dapat membantu
proses pembelahan sel dan deferensiasi sel. Sehingga mengakibatkan tanaman
cepat dalam pertumbuhanya (Tulecke et al, dalam Anonim. 2012).
Menurut
(Puspita, dkk. 2011) dan ( Monique, Y. V. 2007), Air kelapa bisa mempercepat
pertambahan tingi pada tanaman, hal ini karena dalam air kelapa terkandung
hormon-hormon yang membantu menstimulir pertumbuhan dan perkembangan jaringan,
seperti auksin, sitokinin, dan giberelin. Selain untuk mempercepat pertumbuhan
tanaman hormon seperti sitokinin dan auksin yang terdapat dalam air kelapa ini
juga bisa membantu proses pembentukan serta perkembangan daun dan bunga serta
akar, akar bisa cepat perbanyakanya dan cepat panjangnya. Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan oleh Irwanto (2001), bahwa hormon IBA yang
termasuk hormon auksin efektif untuk meningkatkan perakaran pada stek batang.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
3.1. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah tanaman tomat sebagai bahan uji coba, dan sebagai media Hidroponik
komposisi bahanya antara lain ialah air kelapa, aquades (H2O), sekam arang, dan
remukan batu bata atau genting.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini
antara lain vas bunga, timbangan analitik, pH
meter, beaker glass, mata pisau, gelas ukur, ember, selang, botol air
mineral, alat pengukur intensitas cahaya.
3.2. Cara Kerja
Penelitian dilakukan pada bulan desember
2012 di Laboratorium terpadu UIN sunan kali jaga yogyakarta. Pertama kali yang
dilakukan adalah penyemaian bibit tomat terlebih dahulu di tanah biasa
kira-kira tumbuh hingga 2-3 minggu. Setelah sampai pada masa pemindahan tanaman
hasil semaian ke media baru, maka langkah selanjutnya adalah membuat komposisi
media hidroponik, dengan mencampur arang sekam dan pecahan batu bata, dengan
perbandingan arang sekam 3 : 1 batu bata. Disediakan pula komposisi campuran
air kelapa dengan air biasa sesuai dengan perlakuan yang akan di lakukan, semua
pot harus sama komposisinya. Dalam penelitian ini ada 4 perlakuan, dan setiap
perlakukan dilakukan pengulangan 4 kali.
Setelah media siap, tanaman tomat yang
sudah di tanam segera dipindahkan ke media hidroponik, dengan cara setiap pot
diisi dengan satu tanaman, kemudian tanaman yang sudah di tanam diberikan campuran
air kelapa dengan aquades dengan cara diteteskan dari atas melalui selang yang
tersambung di botol air mineral. Kemudian untuk pengamatan dilakukan selama 4
bulan, dan yang diamati antara lain pH, jumlah daun, tinggi tanaman, jumlah
bunga dan nantinya sampai pada jumlah buah.
3.3. Rancangan
Percobaan
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL), dengan perlakuan konsentrasi air kelapa yang terdiri dari 4 taraf
perlakuan yaitu:
T
0 = 0%, T 1 = 20%, T 2 = 30%, T 3 = 40%
Dari
masing-masing perlakuan dilakukan 4 kali pengulangan.
T
= perlakuan ( T0, T1,T2, T3)
3.4. Analisis
Data
Data yang diperoleh dari hasil
penelitian tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah bunga dan jumlah buah akan dianalisis
dengan menggunakan analisis varian (ANOVA).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
2012. AIR kelapa, dalam media kultur
pembibitan anggrek Http//:www.wordpress.com. diakses tanggal 18/10/2012.
Gardner,
F. P., Pearce, R. B, & Mitchell, R. L. 2008. Fisiologi Tanaman Budidaya (Suisilo, H, & subiyanto, Terj.).
Lowa State University press. (karya asli dipublikasikan 1985)
Irwanto.
2001. Pengaruh hormon IBA terhadap persen
jadi stek pucuk Meranti Putih (Shorea
montigena). Jurnal. 2-26
Monique,
V. Y. 2007. Pengaruh berbagai konsentrasi
air kelapa terhadap pembentukan bunga dan akar stek batang Mi hong ( Aglaia odorata Lout). Primordia.
Vol 3, NO 1.
Puspita,
Y., Manurung, H., dan Aspiah. 2011. Pengaruh pemberian air kelapa terhadap
pertumbuhan Anggrek kantong semar (paphiopedilum supardii braem & loeb) pada Media
knudson secara in vitro. Mulawarman Scientifie, Vol 10, No 2,
1412-498.
Subiyanto.
2008. Prospek Pengembangan Iptek
Hidroponik Dalam Budidaya Tanaman Semusim Tanaman Semusim. BPP Teknologi,
18-23.
Suprijadi., Nuraini, N., dan Yusuf, M.
2009. Sistem Kontrol Nutrisi Hidroponik Dengan
Menggunakan Logika Fuzzy. J.Oto.Ktrl.Inst (J.Auto.Ctrl.Inst) Vol 1 (1),:
31-35
Surachman
dan suyitno. 1996. Menyiasati Hidroponik
Dengan Teknologi Sederhana. Cakrawala pendidikan edisi khusus Dies, 99-107.
Wijayani, A, & Widodo, W. 2005. Usaha Meningkatkan Kualitas
Beberapa Varietas Tomat Dengan Sistem Budidaya Hidroponik. Ilmu
Pertanian Vol. 12 (1),: 77 – 83
ewd
ReplyDeleteSudah ada hasilnya apa belum, mas?
ReplyDeleteblog belajar hidroponik
ReplyDeleteblog pupuk hidroponik
ReplyDeletesudah mas..
ReplyDeletePerbandingan konsentrasi yang cocok untuk pertumbuhannya berapa???
ReplyDeleteKak maaf mau tanya, boleh minta kontaknya? Ingin tanya-tanya seputar ini hehe. Makasih sebelumnya
ReplyDeletewa 0895350418351
Delete